Praduga Kehilangan Drama
May 14, 2009 · Print This Article
Pernikahan selalu dimulai dengan campur tangan Tuhan. Keyakinan itu diucapkan Adjie Massaid. Dan dia tak sendiri. Angelina Sondakh, istrinya, juga mengaminkan pernyataan itu. Dan kita tahu, campur tangan Yang Esa itu, maksud Adjie, tidak hanya dalam mendekatkan jiwa, tapi juga memilihkan hati mereka untuk berada dalam iman yang sama.
Campur tangan Tuhan itu juga yang membuat Adjie dan Angie tak begitu bernafsu mewartakan pernikahan mereka. Karena setiap warta yang tersiar saat ini, sebahagia apa pun, tak selalu disambut dengan kegembiraan yang sama. Di ujung kamera, dalam gelak tawa, yang tetap diumbar adalah segala cela, juga beda. Apalagi menyangkut agama. Pernikahan Adjie-Angie berada dalam fokus itu, ketika iman, agama, bukan lagi menjadi pilihan dan konsumsi pribadi, melainkan makanan massa.
Adjie mengerti. Ia pun mengelak.
“Soal itu, biarkanlah menjadi hubungan kami dengan yang Maha Kuasa,” ucapnya. “Intinya, kami menikah secara Islam.”
Tapi, bahasa yang halus itu, manalah dimengerti televisi. Terlalu lembut, tanpa bombasme. Penonton tidak diberi keterkejutan, tak mendapat drama. Spekulasi pun dicari. Bukan dalam bentuk bukti, tapi ribuan tanya. Benarkah Angie telah memeluk Islam? Bukankah soal agama itu yang selama ini menjadi penghalang? Siapa yang mengislamkan dia? Apakah masuk Islam hanya untuk dapat menikah? Bagaimana dengan restu orangtua Angie? Benarkah ketiadaan perayaan itu karena kehampaan restu? Mungkinkah Angie melawan orangtuanya? Durhaka?
Tak ada jawaban. Angie tak mau memberi penegasan. Semua dia serahkan pada Adjie, mewakili dirinya. Adjie kembali dengan halus berkata, “Semua sudah selesai dengan baik, damai. Saya sebagai imam keluarga harus bertanggung jawab untuk semuanya…”
Tapi tidak bisa? Apanya yang baik? Bukankah ayah Angie mengaku tidak diberitahu soal pernikahan itu jauh hari? Dan terpaksa merestui? Juga mengapa harus menikah secara sembunyi-sembunyi? Jika memang hari bahagia, mengapa tidak dikabarkan kepada rekan-rekannya? Pasti ada sesuatu? Pasti ada yang disembunyikan!
“Saya senang teman-teman masih menaruh perhatian. Tapi biarkanlah ini menjadi kebahagiaan kami saja,” kata Adjie sembari tersenyum.
Huh! Tidak bisa, dong? Cari Reza? Iya, Reza Artamevia, mantan istri Adjie itu. Tanyain dia, apakah Adjie memberi tahu soal pernikahan itu.
“Wah, saya tidak tahu. Mas Adjie sering menelpon, bercerita soal anak-anak, tapi tidak pernah membicarakan soal itu,” jelas Reza.
Nah, Reza saja tidak tahu. Padahal, ada dua anak mereka yang akan menjadi asuhan Angie, Zahwa dan Aaliyah. Pasti Reza akan merasa tersakiti, merasa dilangkahi.
“Tapi saya berbahagia kok. Itu pilihan yang terbaik untuk Mas Adjie. Saya tahu Angie sosok yang tepat untuk anak-anak saya. Apalagi sudah seiman, ya? Semoga apa yang mereka cita-citakan tercapai…”
Lho? Bagaimana ini? Masa tidak ada gregetnya? Nah, ingat deh! Cari Bella Shapira. Iya, itu mantan kekasih Adjie. Meski sudah puluhan tahun lalu, pasti dia bisa memberi komentar. Apalagi, Bella kan dulunya seagama dengan Angie?
“Aku nggak tahu, ya? Namanya juga menikah diam-diam, jadi ya tidak tahu.”
Nah, ada peluang nih? Tentu Bella merasa ada yang aneh atau disembunyikan dari pernikahan diam-diam itu.
“Hahaha… aku akan mengikuti jejak kalian. Aku jadi terinspirasi. Irit. Lebih baik diam-diam, tidak boros,” tambah Bella.
Duh! Habis deh! Oh tidak. Ternyata, pernikahan 29 April 2009 itu hanya pengesahan. Sebelumnya, mereka berdua ternyata telah menikah sirri, September 2008. Artinya, telah hampir setahun mereka menyembunyikan perkawinan itu, juga keislaman Angie. Cari Habib Abdurrachman Assegaf. Mintai konfirmasi, kapan Angie memeluk Islam.
“Angie itu sudah belajar ngaji dari dulu. Gurunya banyak. Nah, dia termasuk yang masuk islam karena hidayah, bukan karena ingin kawin. Dia mengikuti orang yang dia cintai…”
Payah! Mengapa tak ada yang berkomentar pedas. Masa hanya kita-kita presenter “Insert”, “Selebrita” dan “Kasak-Kusuk” saja yang berprasangka dan memaksakan drama? Ayo cari alasan pengesahan perkawinan itu. Olala, terjawab sudah. Angie ternyata hamil. Sudah hamil 4 bulan. Jadi, pernikahan itu untuk membuat kehamilan tadi menjadi wajar. Ayo, cari Komar. Dia pasti punya komentar.
“Iya, sudah ada hasilnya. Mas Adjie sudah akan jadi ayah dengan tiga anak. Ya sudah menikah setahun lalu, ya wajar dong hamil. Wong ada suaminya, hahahaha….”
Nyerah deh! Angie, please deh ah, ngomong dong?
“Itulah mengapa selama ini saya agak enggan. Bukannya nggak mau, tapi saya tahu teman-teman pasti membidik hal agama itu sebagai meteri yang menarik. Kasihan orang tua saya.”
Lho, berarti benar dong belum dapat restu dari orangtua?
“Orang tua saya tak memasalahkan soal keputusan saya untuk memeluk agama yang dianut Mas Adjie. Tapi, berita yang mem-blow-up itu membuat Papa kurang senang.”
Jadi? “Biarkah soal keimanan kami ini menjadi urusan kami dengan Yang di Atas, menjadi pembicaraan kami pribadi saja…” tutup Adjie.
Puas, puas, puas??!
[Telah dimuat sebagai "Tajuk" di tabloid Cempaka, Sabtu 16 Mei 2009]
jd agak penasaran nih mas, daftar caleg itu ada keterangan agamanya ga ya? trus agama angelina sondakh yg tercantum itu apa ya hihihih
duh, kemakan sama inpotenmen neh
seingat saya, di dapil Angie (Magelang, Kab Magelang, Purwerejo, Temanggung, Wonosobo) kabar dia telah mualaf menjadi topik juga, dan “dihembuskan” ke massa. Tapi mungkin hal itu tanpa persetujuan Angie. Apakah hal itu berdampak langsung dengan raihan suaranya yang sangat besar, saya belum “meneliti”, hehehe….
thanks arya
Keyakinan sering menjadi alasan dua insan yang saling mengasihi untuk berpisah tapi juga mampu menyatukan keduanya
benar bangget!
kasihan wartawannya, pasti capek
namanya kerja, pasti capek, goop. apalagi bergosip, hehee
Hihihi…. ya biar sajalah mau disembunyikan atau tidak, itu kan urusan mereka….
iya, mendingan ngurus urusan kita yang tak terurus ya? hihihih
” Why GOD create differences when HE has the power to make everything the same ”
10 th yang lalu itu selalu saya katakan ke tuhan dan Alhamdulillah akhir nya saya tau, perbedaan lah yang membuat hidup ini berwarna
Btw, happy anniversary , semoga langgeng sampai maut memisah kan. Amin
;))
salam kenal ….
Saya salah seorang penggemar dan rajin membaca tulisan Mas Mulia. Saya mula pertama kenal dengan tulisan Mas Aulia, di suaramerdeka.com, rubrik resonansi. Tulisan-tulisan Mas Aulia sangat obyektif, berbobot, dan sangat menyentuh. Selamat, semoga tetap sehat walafiat, supaya terus produktif menelorkan tulisan-tulisan lain yang sarat makna dan inspiratif. oh ya mas, tulisan tentang SMS, apakah masih ada kelanjutannya? Thanks.
maturnuwun doanya. cerita tentang SMS masih akan berlanjut. tapi harus isu pulsa dulu, hehe… sabar ya?