Istri Kaya Istri Miskin

November 14, 2008 · Print This Article

Jika Robert T Kiyosaki tinggal di Indonesia, saya yakin dia tidak akan menulis buku Rich Dad Poor Dad, melainkan Istri Kaya Istri Miskin. Isinya tentu mirip, meski tak sebangun, bagaimana melepaskan diri dari beban finansial, bahwa setiap orang punya kesempatan untuk menikmati waktu dan juga uang.

Dia pasti akan bercerita, seperti ayah miskin yang juga ayah kandungnya, istri miskin juga istri sendiri. Sedangkah ayah kaya dan istri kaya adalah ayah teman, atau istri orang lain, istri yang diangankan. Tapi tentu, dalam beberapa hal fundamental mengenai jurus bebas dari beban keuangan itu, buku Istri Kaya Istri Miskin akan amat berbeda. Buku ini, karena belajar dari “pengalaman” hidup keindonesiaan, tentu akan lebih aplikatif, gampang dipraktekkan, tanpa harus melalui seminar motivasi berharga jutaan.

Kiyosaki, saya bayangkan, akan memandu beberapa langkah jitu berdasarkan “kemampuan alamiah” seseorang. Misalnya begini, jika engkau seorang pelayan kafe dan haus seks, maka usahakan menikah dengan seorang janda. Kalau bisa, carilah yang bernama Ratna. Dialah istri miskinmu. Sebagai istri miskin, dan juga janda, dia akan memenuhi fantasi seksualmu. Dan bukan itu saja, karena kecintaannya, dia tentu akan membukakan jalan bagimu untuk melangkah maju. Ratna, karena koneksinya yang luas, akan mengenalkanmu pada Andika, yang pernah memopulerkan Ariel. Dan nasibmu akan berubah, engkau akan segera terkenal jadi penyanyi, wajahmu akan cepat terpampang di televisi.

Tapi ingat, Ratna itu hanya istri miskinmu, engkau harus lepas darinya. Maka, buatlah dia putus asa atas tingkahmu. Rekamlah keliaranmu dalam bercinta, dan biarkan dia membuka ponselmu. Buat semua seakan itu keteledoranmu. Dan kalau bisa, tularkan penyakit dari “jajanmu”, biar dia makin tersiksa. Jika Ratna mengugat cerai, kabulkan saja. Kini engkau bebas waktu, bebas dari beban uang, bebas meliarkan hasrat seksualmu. Eh, namamu masih Rizky The Titan, kan?

Jika engkau hanya pengamen di kereta, mimpimu harus dibangun dengan sederhana. Pertama, di antara penumpang kereta, carilah wanita yang terhitung bersih. Usahakan namanya Fani. Tipe ini akan menerimamu apa adanya, kedekilanmu, juga kemiskinanmu. Dia pasti akan selalu mendoaimu. Dan percayalah doa seorang istri yang acap bersimbah airmata, selalu dikabulkan Tuhan. Jadikan doa dan tangis itu jalanmu meraih kesuksesan. Ikutilah acara reality show semacam “Indonesian Idol”, engkau akan jadi pemenang. Kepopuleran dan juga uang akan segera jadi milikmu.

Tapi ingat, Fany hanya istri miskinmu. Dia cuma jalanmu meraih kesuksesan, dan harus segera engkau tinggalkan. Kirimlah seorang penggemarmu ke rumah, dan kesankan kalau perempuan itu adalah kekasih barumu. Usahakan jangan pernah menemui Fany, juga jangan berkirim uang. Biarkan saja dia menangis, menyesal, dan berbicara ke media. Dia hanya mencoba menarikmu ke masa lalu. Padahal, engkau milik masa depan. Engkau milik istri kaya-mu, yang telah antre berada di bibir panggung, memujamu, memohonkanmu, “Aris… Aris….”

Kalau engkau berbakat jadi pengarang, siapkan kisahmu dari hal yang paling sederhana, misalnya sekolah yang buruk, guru yang luar biasa, dan teman-teman bersahaja tapi setia. Kalau ingatanmu buruk, minta bantuan istrimu. Ah, pasti namanya Roxanna, kan? Dia pasti membantumu, karena dia juga bagian dari laskarmu, anak orangkaya yang karena sesuatu jadi dapat bersamamu. Percayalah, kisahmu akan populer. Engkau akan cepat bebas dari beban finansial, royaltimu nilainya bermilyar. Lalu engkau harus berpura-pura jadi malaikat, suci, dan tulus. Susunlah jutaan pujian dan kekaguman orang-orang menjadi daya jual novelmu. Jadikan film, dan katakan, film itu sungguh nyata menggambarkan masa mudamu yang penuh derita. Ah, engkau akan kian mendapat puja.

Tapi ingat, Roxanna itu harus engkau enyahkan. Dia benalu untuk dirimu kini yang telah penuh puji. Maka, kalau dalam beberapa wawancara, akuilah engkau perjaka. Dan kalau Roxanna yang mengaku Flo itu menggugatmu, lecehkan saja. Bukankah dia tak punya bukti engkau pernah menikahinya, kecuali sebuah fotocopy? Santai saja, katakan itu hanya ulah fans fanatikmu. Engkau akan bebas dari istri miskinmu itu, dan di depan pemujamu, yakinlah engkau akan tetap jadi Andrea yang malaikati itu….

Dan ini yang terakhir. Jika modalmu hanya tampang yang tampan dan sedikit bisa melucu, carilah istri yang mapan. Namanya pasti Anggi Kadiman. Dia perempuan miskinmu, yang akan mengantarkan pada kemujuran. Jadi, biarkan jika selama beberapa tahun pernikahan itu, engkau cuma menganggur dan mertua menanggung biaya hidupmu. Percayalah, Anggi mencintaimu, dan akan mencarikan jalan untukmu agar bebas dari masalah keuangan. Dan lihatlah, dia memintamu ikut kasting “Extravaganza”. Karena kamu tampan, dan penuh tato, gambaran kenakalan sekaligus kemisteriusan, engkau akan diterima. Kian hari, bersama doa Anggi, engkau akan populer. Produser film pun antre meminta tandatanganmu. Engkau sibuk, dan manfaatkanlah itu untuk lupa pada Anggi dan anakmu. Santai saja, kalau bisa, selama setahun engkau jangan pulang. Kirimi saja sedikit uang, beres.

Jika Anggi bertahan dalam situasi itu, ciptakan asmara baru. Pacari rekan kerjamu. Namanya Mike Amalia, bukan? Dan buat mertuamu tahu. Anggi pasti malu, dan dia pasti akan meminta untuk berpisah. Kini, engkau dapat bebas dari masa lalu, dan meluangkan waktu untuk menikmati uang dan popularitaasmu.

Saya percaya, buku Istri Kaya Istri Miskin akan populer, lebih dari Ayat-ayat Cinta. Siapa yang meragukan Kiyosaki, coba?

[Esai ini dimuat sebagai "Tajuk" di tabloid Cempaka, Sabtu 15 November 2008]

Comments

RSS feed | Trackback URI

71 Comments »

Comment by awan berarak
2008-11-14 12:47:54

:)

bang, kau masih saja seperti dulu yang kudengar…

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-17 14:08:09

masa?

 
 
Comment by haris
2008-11-15 10:09:54

ha2. nylekite poul banget. kayake mas aul mau membentuk “Barisan Suami Setia” ni. he2. kayake di zaman ini, wadah kayak gitu perlu, mas. ha2. gimana kalo postingan ini kukirim ke milis klub sastra bentang-nya si andrea? hebat lagi kalo dimuat di suara merdeka cetak. pasti heboh!ha2.

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-17 14:09:47

yang heboh2 itu ga menarik, ris. eh, emangnya andrea kenapa? hahaha..

 
 
Comment by Neni
2008-11-15 15:45:21

Aku bingung baca tulisan mas ia yang ini,lebih mirip orang yang marah-marah.what the point mas? Apakah ikut merasa bersalah atas pilihan kaummu tersebut?
Menurutku,fenomena itu terjadi karena pemahaman laki2 dan perempuan yang berbeda akan cinta. Perempuan memahami cinta sebagai penyerahan total tubuh dan jiwa.laki-laki yang dicintai adalah keseluruhan eksistensinya.
Laki-laki ketika mencintai perempuan,hanya menginginkan cinta dari perempuan,bukan merasakan hasrat dari kepasrahan total.perempuan baginya tetap obyek yang akan diintegrasikan ke dalam eksistensinya.
Perempuan merasa nyaman bicara memakai kata ‘kita’ dengan pasangannya tapi laki-laki bertahan dalam ‘aku’.
Perbedaan itu yang dibawa laki-laki dan perempuan ke dalam perkawinan.
Jadi buat kaum perempuan, jangan jadikan cinta sebagai agama,jangan pernah membukakan jalan bagi keberhasilan pasangan tapi carilah jalan tuk keberhasilanmu,maka kau tidak akan ditinggalkan.
Bagi para laki, ketika pintu keberhasilanmu terbuka,ajarilah perempuanmu berubah-menyesuaikan kekinianmu-agar kau tak malu dengan masa lalu,kesetianmu kan melegenda,percayalah.
Tapi sayang,kisah sedih istri miskin,istri kaya ini akan terus muncul dengan berbagai versi dan agama islam,memungkinkan hal itu terjadi. Hiks.

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-17 14:11:45

marah? aku justru amat sangat sulit marah, nen. ini malah nulisnya sembari ketawa-ketawa, ngekek-ngekek, sembari ngopi. ngapain juga marah sama robert kiyosaki, hahaha

 
Comment by danivn
2008-11-25 11:48:58

Gak kok, sy gak liat kemarahan. Yang pasti, sy merasa sindiran yang bisa jadi refleksi diri, bikin cengar cengir sendiri.

Itulah manusia. Di level bawah persoalannya: besok makan apa? Di level selebritas: besok ‘makan’ siapa?

Bahkan pasangan sendiri pun di makan!

Kebetulan contoh kasat mata yang naik ke permukaan: lelaki menjajah wanita. Jangan salah, ada juga wanita yang ‘memperkuda’ lelaki. Suami-suami takut istri.

Homo homini lopus!

Wuakakakakak…

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-25 12:03:21

hahahaha bener-bener, tapi dalam “suami2 takut istri” pun, tetap saja lelaki yang menang, karena dalam keterjajahannya pun, mereka dapat “menjajah” janda sebelah.

memang, sudut pandang lelaki dan streotif janda, membuat “perempuan berada dalam sangkarmadu ketakberdayaan”.

(Comments wont nest below this level)
Comment by Neni
2008-11-25 16:48:35

Wuih ! sudut pandang lelaki… hmm.
tergantung pake kacamata atau gak ya?
Gimana klo pandang-pandangan az! yaa sebatas kita bisa memandang gitu.
Dalam dunia jajah-menjajah sebenarnya bukan soal kelamin tetapi siapa yang memegang kuasa.
Biasanya, perempuan tidak tertarik pada kekuasaan ini karena dah diciptakan sebagai penjaga kehidupan; v, rahim, melahirkan, menyusui, … jelas beda dengan laki-laki yang diciptakan sebagai predator; p,berburu, membunuh, mengendalikan populasi.
malah seorang kawan bilang, perempuan itu sebenarnya dari kata “perempu(k)an”, masa iya sih Kang?

 
Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-25 19:29:23

ehh, neni pun udah jadi lelaki ternyata, hahaha

 
 
 
 
Comment by eL
2008-11-17 12:57:19

ck..ck..ck…
wanitaaa diii jajah priaaaa sejak duluuuu.. syalala..lala..lala..

ehem! sekali tulisannya.

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-17 14:12:25

gantian dong el, kamu menjadi penjajah. aku daftar deh hahaha

 
 
Comment by randu
2008-11-17 14:21:47

assalamualaikum, menarik dan sangat menarik. Lakon hidup sejatinya tak bisa muncul karena menjadi pijakan, dan gemerlap itu adanya diatas panggung. Sayangnya itu semua bayang2 semu dunia yang patah dan rusaknya sudah pasti, dan hanya dia yang punya kesabaran menjalani garis hidup dari Tuhan yang sungguh jadi lakon hakiki, tak peduli kaya, miskin, susah, senang, pengorbanan tak akan sia-sia. Ingak…2!!! sedikitpun amal pasti ada pembalasan. Dunia-dunia sudah pasti hancur tetapi selalu menawan. Waspadalah!!! 10X.
Thanks.

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-17 14:46:29

*garuk-garuk kepala* ;)

 
 
Comment by Neni
2008-11-17 15:58:57

Kita gak pernah tahu kapan hidup kan berubah.
Mengunjungi rumah putih, aku merasa punya teman. Teman yang sangat baik. Hatur nuhun sadayana nya Kang.

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-17 17:18:53

sami2, neng

 
 
Comment by awan berarak
2008-11-17 19:32:48

bang, komentarku di atas kurang. yang aku maksud dengan masih saja seperti yang dahulu itu sinisme-mu…

but, i like it :))

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-17 20:39:21

hihihii… orang seriang dan semanis, juga seoptimis ini masa dibilang sinis sih?

 
 
Comment by hawee
2008-11-18 10:32:00

saya gak setuju kalimat “Andika yang mempopulerkan Ariel”. bukan mereka saling mengisi waktu di Peterpan ?

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-18 10:39:41

walah, gak setujunya kok soal itu, hehehe….

 
 
Comment by Jack
2008-11-18 16:08:13

Mereka memang kumpulan laki-laki tidak tahu diri. semoga kita tidak jadi kayak gitu ya mas.

O ya mas. anda pernah menulis tentang sebelah mata untuk empat mata. tapi anda belum menulis tentang republik mimpi dan republik BBM. juga kabaret. ayo dong mas. saya mau baca…..

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-18 16:52:51

makasih jack, belum ada ide sih… nanti juga kalau ada, keluar sendiri kok…

 
 
Comment by Jack
2008-11-18 16:11:30

biarin aja dibilang sinis mas. mau sinis, mau marah, yang penting jalan terus

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-18 17:13:55

iya, gak papa pun, hehehe… asal jangan memaki-maki dan ngamuk2 aja, hahaha

 
 
Comment by giant
2008-11-19 08:45:35

Jika tak berilmu alangkah baiknya baca dulu.. Jangan pakai persepsi dan relativitas einstein untuk menghakimi suatu peristiwa sesuai kehendak anda sendiri..
Buktinya, anda sendiri tak berilmu dalam tulisan anda “mencontoh kanjeng nabi”, anda memainkan persepsi ketika berbicara tentang Ali.. Kebenarannya anda abaikan, tapi persepsi anda yang anda mainkan untuk menggiring opini yang sangat lucu..
Shame on you…

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-19 13:10:50

hihiihihi bung giant yang punya ilmu, nulis dong di blog sendiri, ya?

saya memang tak punya ilmu, apalagi ilmu silat, hahaha…. dan suer, saya sukaaaa bangget dengan opini yang lucu2.

 
 
Comment by enno
2008-11-19 13:15:31

seperti biasa… it’s taking my breath away! Tulisanmu itu mas Ia, wah sinis abis dan setajam silet (hihi kayak judul acara tipi).

saya merasa dendam saya terbalaskan (lho?), hihihi soalnya memang sebel bgt sm semua laki2 yg disebutkan dlm postingan diatas. matur nuwun hahaha….

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-19 13:27:57

enno ini, jangan main balas dendam, nanti ada “raksasa” yang marah, hehehe….

 
 
Comment by ernita
2008-11-21 11:02:41

Krn berbagai kesibukan, saya baru sempat baca tulisan ini kemaren malam pulang kantor. Wahhh…seneng bgt rasanya baca tulisan ini, aplg sblmnya saya pernah baca Kiyosaki yg asli (Rich Dad Poor Dad. Tulisan mas awl seolah menampar para lelaki yg terlibat di dalamnya, juga lelaki sejenisnya yg mungkin ada di sekitar kita. Sodaraku juga ada, ketika sukses, dia nikah lg dengan cew 20th-an. Andaikan aku jadi supergirl, yg kutumpas pertama adalah laki2 model beginian dan lelaki pemerkosa. Kriminal urusannya polisi hehehhe…

Eh trus gmn dong cara menumpas lelaki model ini? Sbg wanita, gemes rasanya terus “dijajah kaum pria”…..

 
Comment by Azza
2008-11-21 15:16:59

Bagus, seperti biasa nya ….
Istri kaya istri miskin juga berlaku buat mu ga bozzzz ?

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-24 11:46:17

siapa ya?

 
 
Comment by edhitok
2008-11-23 21:32:21

Waw…ternyata mas Aulia penggemar Robert T Kiyosaki tho? Seniman seneng bisnis juga ya, tapi kalau udah kaya kira2 ikutan Risky ga ya? atau Tora?
Jadi, masih mending Syech Puji kan mas? hehee….
Katanya 2% dari tiap komunitas pasti berkelakuan melenceng, Polisi, DPR, Guru, Karyawan, Kolumnis, tapi kalau artis kayaknya 50% deh. Tanya kenapa?

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-24 11:47:36

tanya siapa?

 
 
Comment by indra
2008-11-24 07:41:37

Mas…

Coba dibaca ulang tulisan ini.
Sedikit banyak, akan memberi insinuasi negatif atas karakter seseorang.
Berhati-hati-lah agar tidak terpeleset dalam fitnah.

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-24 11:49:14

gak kok mas indra, kayaknya bukan tulisan ini yang negatif, hehehe… tapi gosip2 di tv itu yang ndlalah kok “mewujud nyata”.

 
 
Comment by Kuwat
2008-11-24 12:06:43

Mas aul, aku demen banget ma tulisan2 mas aul, kritis abis.

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-24 12:24:03

kritis apaan, cuma membumbui gosip doang, hehe…

 
 
Comment by whisperingwind
2008-11-24 19:29:51

mayan, aku jadi tau gosip baru, hehehe….*surprised yg ttg andrea hirata*

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-24 19:52:06

halah! gosip mah jangan dibesar2kan, hahahaha

Comment by danivn
2008-11-24 22:26:38

What if….

aku beristri empat… satu bernama Ratna, kedua Fany, tiga dan empat: Roxana dan Anggi! Karena malam aku pelayan kafe haus sex berwajah rupawan yang berangkat kerja naik KA sambil bernyanyi ria dan di pagi hari menggores pena mencurah kata …

Maka …

(Comments wont nest below this level)
Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-25 11:13:38

maka?

 
 
 
 
Comment by ade nurdin
2008-11-25 10:52:42

baru hari ini saya tau ada rumah putih….ketinggalan euy…
klo resonansi nya dah lama taunya..
banyak hikmah yg bisa saya ambil dari tulisan2 mas aulia…

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-25 11:11:29

hikmah paan? jangan menambah beban dung, hehehe…

 
 
Comment by Neng Keke
2008-11-25 11:01:24

Lebih ‘jujur’ dari yang di tipi-tipi ya… :)

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-25 11:12:45

hahaha… soal jujur, manalah awak berani mengklaim diri, neng…

 
 
Comment by ade nurdin
2008-11-25 11:16:19

mungkin jujur ayam atau jujur kacang ijo…

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-26 19:15:58

gak lutju ah!

 
 
Comment by abd naddin
2008-11-26 17:58:47

saya memang peminat nomor satu Aulia A Muhammad di Kota Kinabalu, Sabah Malaysia. Teruskan, saya suka sekali membaca artikel-artikel dalam rumah putih ini

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-26 19:15:17

maturnuwun, thanks, terimakasih bangged!

 
 
Comment by Haryo
2008-11-27 15:48:51

Bung Aulia ternyata seneng nonton infotaiment ya?, tapi top markotop deh nyentilny. Udah naluri lelaki kali ya ada Istri susah trus ada Istri senang(udah sukses).. he.he. Salam kenal

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-28 15:01:30

salam kenal juga, bung!

 
 
Comment by yd
2008-11-28 12:57:31

Top top!!…keplok keplok!!! hihihih….kena benerrr

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-28 14:57:19

eh neng Yuli, gimana, udah lahir keponakan? heheh…

Comment by yd
2008-11-28 21:22:54

heheh belon nih..masih diperem dulu, belum mateng….Januari nanti kira2 minggue ketiga…doain yaaah hihihi

(Comments wont nest below this level)
Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-29 15:15:28

paasti didoakan selalu, jeung….

 
 
 
 
Comment by boaz
2008-11-28 13:01:48

bagus banget tulisannya… hebat pemikirannya… salut… :)

Comment by Aulia A Muhammad
2008-11-28 14:58:06

ngarang bangget, pemikiran apaan?!

 
 
Comment by Dyah
2008-11-30 17:14:09

Aduh.. iya ya..kenapa harus pada lupa istri setelah sukses..smoga Tuhan menyentil mereka yang pada lupa istri dengan cara-NYA..Tetep…keep up a good work Mas..

Comment by Aulia A Muhammad
2008-12-01 12:36:37

thanks dyah….

 
 
Comment by syfa
2008-12-01 20:13:36

ohhh…dunia ini!
Masihkah ada kesetiaan?
Semoga,,,

Comment by Aulia A Muhammad
2008-12-01 20:18:24

kesetiaan yang abadi adalah kesetiaan pada ketaksetiaan, hehehe…

 
 
Comment by rangga
2008-12-02 15:31:06

Wah, kenthir tenan mas…

Terimakasih loh, udah bikin aku ngakak hari ini. Pengen dipikirin, tapi kok ya… ya wes lah ya, dibawa ngguyu aja. Ngono ning ojo ngono… :)

Comment by Aulia A Muhammad
2008-12-02 15:36:34

ya ngakak juga ahh!

 
 
Comment by andien df
2008-12-13 14:49:58

om aulia, blog om aku link di blog aku yaa

Comment by Aulia A Muhammad
2008-12-17 13:54:39

silakan, silakan. maturnuwun sanged…

 
 
Comment by Jagad
2008-12-20 03:03:38

Hebattt… Keep on Work … Aulia..

Comment by Aulia A Muhammad
2008-12-26 19:11:21

oke, oke!

 
 
Comment by Sandra
2009-02-04 18:19:46

Wah..tulisannya satire tapi kritis. Emang yah laki2 jaman sekarang pada lupa sama masa lalunya. Jadi amnesia kalo udah tenar.eh..apa ga dr dulu yah laki2 kayak gitu he..he..laen kali bikin tulisan satire lg dong tapi yg byk menyangkut pemerintah aja. Saya rasa lebih manfaat drpd artis he..he,

Comment by Aulia A Muhammad
2009-02-05 20:07:39

sama aja, gak ada mangpaatnya, hehehe

 
 
Name (required)
E-mail (required - never shown publicly)
URI
Your Comment (smaller size | larger size)
You may use <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong> in your comment.

Trackback responses to this post